Rabu, 27 Juni 2012

humor slipstick


humor itu bersifat subjektis dan tergantung selera setiap individu. jenis humor pun banyak macamnya, walaupun saya hanya tahu humor yang pintar dan humor yang kasar. dapat kita lihat contoh seperti democrazy dan negeri impian adalah contoh dari lawakan yang memerlukan pengolahan logika dan sedikit plesetan, dan penggemarnya mayoritas adalah golongan terdidik. group bagito dan jaya suprana dengan kelirumologinya juga termasuk pelawak pintar. saya kira humor juga tergantung pada ruang lingkup budaya. saya tidak bisa membayangkan, bisakah seorang bule menikmati lelucon yang sedang di tampilkan oleh wayang kulit. 

yang menjadi sorotan saya saat ini adalah muncul kembalinya lawakan kasar (Slipstick) di ranah humor di Indonesia. jika dulu srimulat, sekarang bereinkarnasi menjadi opera van java. walaupun lawakan kasar, tetap saja masyarakat Indonesia menyukainya. apakah peradaban humor kita yang masih belum maju atau kita masih belum mengenal apa itu humor analogi dan olah logika. 

memang memunculkan humor itu tidak semudah yang dipikirkan, apalagi humor yang cerdas. bahkan saya bukan pribadi yang humoris dan dengan mudah nya mengeksplorasi kreatifitas humor saya di depan orang-orang. saya mohon maaf jika ada yang tersinggung dengan tulisan saya. karena saya tetap saja tertawa saat olga (tidak eksis lagi), ajis dan sule sedang beraksi di opera van java. karena tertawa itu alamiah, dan hanya manusia yang bisa tertawa. 

catatan ini saya tulis pada bulan September 2009, terbenam di dalam note fb, dan ga ada salahnya di cantolin lagi ke blog, haha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar